+wacanamaya.com.jpg)
Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vil aku di puncak . Pak Joko, penjaga vil aku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku . Pheew . . akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS . aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota . Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Joko pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar sini . Pak Joko sudah bekerja di tempat ini sejak pap aku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan . Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari . aku daridulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku .
"Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja" pamitnya.
Setelah Pak Joko meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku . Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu . Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa . aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Joko memang telaten merawat vila ini . Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke kolam .
Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin . Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku . Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan . Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam . Aahh . . enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan . Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu (karena aku tidak bisa, hehe . .)
20 menit lamanya aku berada di kolam, aku pun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam . aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam . Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku . Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil suntan oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan . Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur . Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam . Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan .
Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pah aku lalu merambat ke dad aku . Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mat aku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi . aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit . aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Taryo, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku .
"Sstt . . mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!" ancamnya
aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku
"Hehehe . . udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!" katanya sambil matanya menatapi dad aku
"Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!" kat aku sewot .
Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia l aku kan daridulu kalau ada wanita berenang di sini . Mengetahui Pak Joko sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke sini . Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT (birahi tinggi) .
"Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!" tantangku .
"Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh" jawabnya seraya melepas baju lusuhnya .
Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Wahyu, tukang air yang pernah main denganku (baca Tukang Air, Listrik, dan Bangunan) .
Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudar aku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan pen|s itu makin mengeras . aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vagin aku dan menggosok-gosok bibirnya .
"Eenghh . . terus Tar . . oohh!" desahku sambil meremasi rambut Taryo yang sedang mengisap payudar aku .
Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku . aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk . aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vagin aku mengeluarkan cairan hangat . Dengan merem melek aku menjambak rambut si Taryo yang sedang menyeruput vagin aku . Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah Taryo melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cint aku .
Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas . Kurasakan aroma cairan cint aku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu . aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol . Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap . Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya .
"Gua ga tahan lagi Tar, sini gua emut yang punya lu" kat aku .
Si Taryo langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya . Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut .
Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja . aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan . Satu tangannya memegangi kepal aku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan .
"Eemmpp . . emmphh . . nngg . .!" aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya . Kepala pen|s itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku . Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku . aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku . Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya .
Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku . Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis . Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil . aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku t aku t dia membocorkan semua ini pada ortuku .
"Eehh . . maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan" katanya terbata-bata .
Karena sudah tanggung, aku pun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya .
"Ah . . ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!" god aku .
J aku nnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudar aku . aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang .
Akhirnya dia mulai berani memegang payudar aku , bahkan meremasnya . aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya .
"Neng, tetek Neng gede juga yah . . enak yah diginiin sama Bapak?" Sambil tangannya terus meremasi payudar aku .
Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya . Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya . Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras . Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan
"Wah, Pak Joko sama majikan sendiri aja malu-malu!" seru si Taryo yang memperhatikan Pak Joko agak grogi menikmati oral seks-ku .
Taryo lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya . Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua pen|s yang sudah menegang itu . Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Taryo pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku . aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vagin aku . Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vagin aku . aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudar aku . aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada pen|s Pak Joko makin bersemangat .
Rupanya aku telah membuat Pak Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh . Kepal aku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada . Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan pen|s yang lain makin menghujam ke tubuhku . Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika pen|s si Taryo menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika pen|s Pak Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku . aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mat aku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh pen|s Pak Joko . Bersamaan dengan itu pula genjotan si Taryo terasa makin bertenaga . Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan .
Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya .
"Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?" tanya Pak Joko lembut .
Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, "Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih" .
aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku . Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Taryo duduk di sebelah kiriku dan Pak Joko di kananku . Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya . Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok .
"Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng" kata Pak Joko mengambil posisi berlutut di depanku .
Dia kemudian membuka pah aku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vagin aku , tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas pen|s Taryo yang sedang menjilati leher di bawah teling aku .
"Aahh . . Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!" desahku tak tertahankan .
aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya . Kini vagin aku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh .
"Wah . . seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin" ceracaunya .
"Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim" kat aku dalam hati .
Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya . Dengan refleks aku pun menggenggam pen|s itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku . Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami . Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepal aku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudar aku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka . Pak Joko memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vag|na seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya .
Goyangan kami terhenti sejenak ketika Taryo tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudar aku makin tertekan ke wajah Pak Joko . Taryo membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana
"Aduuh . . pelan-pelan Tar, sakit tau . . aww!" rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya .
Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang pen|s besar . Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku . aku menjerit sejadi-jadinya ketika Taryo menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit . Bukannya mendengar, Taryo malah makin buas menggenjotku . Pak Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut .
Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kul aku kan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya . Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Joko . Namun mereka masih saja memomp aku tanpa peduli pad aku yang sudah lemas ini . Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga . Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Joko, dan Taryo menjambak rambutku . aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vag|na dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang . Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan pen|s masih tertancap .
Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, aku pun mengajak mereka naik ke atas . Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi . Eh . . ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama . Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang . Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi . Bagian kemaluan dan payudar aku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir
"Lho . . kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih" disambut gelak tawa kami .
Setelah itu, giliran aku lah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, aku pun kembali digarap di kamar mandi .
Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku . Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor . aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik . Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus . Lain hari aku akan menceritakan bagaimana jahilnya aku mengerjai teman-teman kuliahku sehingga mereka jatuh ke tangan Pak Joko dan Taryo dan juga pengalaman-pengalamanku lainnya .
Demikian Cerita Dewasa : Aku Minta Di Entot Penjaga Vila, semoga anda terhibur. Baca Cerita Dewasa lainnya, klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar