Saat itulah Diah mengejang sambil merintih serak, tangannya mencengkeram sprei tempat tidurnya dan kakinya menjepit kepalaku yang ada diselangkangannya itu. Rupanya Diah sudah mencapai kepuasannya meskipun hanya dengan aku jilati saja. Kubiarkan Diah merasakan semuanya itu, sementara aku tak berhenti menjilati itilnya yang menjadi pusat rasa geli itu. Begitu kurasakan Diah melepaskan jepitan pahanya dikepalaku, aku menghentikan jilatanku dan menindih tubuhnya sambil memeluknya.
Diah membalas pelukanku sambil menciumi bibirku, kontolku yang sudah ngaceng berat itu mulai kuarahkan keliang nonoknya yang sudah licin dengan lendir itu, mudah sekali untuk menyelipkan kontolku diantara liang nonok Diah, saat itulah Diah tiba tiba berkata "Oom pelan pelan ya, Diah belum pernah berbuat seperti ini lho !" Aku benar benar kaget mendengar pengakuan Diah ini, berarti Diah masih perawan. Memang aku sering menduga kalau kelihatannya Diah masih perawan, karena seringkali ketika kupeluk dan kuremas terasa kekenyalan seorang perawan, tetapi setelah apa yang kulakukan padanya dan begitu pasrahnya dia padaku, kukira ia sudah pernah melakukannya sehingga tak canggung lagi. Ternyata dugaanku itu salah semua, Diah masih perawan......
Dengan lembut aku mencium bibirnya dan berbisik "jangan kuatir, Oom akan pelan pelan kok!" Diah memejamkan matanya ketika aku mulai mendorong kontolku memasuki liangnya yang masih asli itu. Sebenarnya jika sudah licin seperti ini, dengan mudah kontolku akan menembus nonok Diah, tetapi karena masih terhalang dengan selaput perawannya, maka aku harus ekstra hati hati agar Diah tak merasa kesakitan. Sambil meremas buah dadanya, kontolku terus kudorong pelahan pelahan memasuki liang Diah, memang meskipun licin, terasa dinding liang Diah menggigit kontolku.
Tetapi setiap kali aku mendorong masuk selalu Diah mendorong badanku sambil merintih, aku terus mendorong sambil berkata, "tahan sedikit Diah, sebentar juga hilang, nanti yang terasa cuman enaknya saja " Diah seakan akan tak mendengar bisikanku itu, bahkan ketika kontolku menyentuh selaput gadisnya, dia langsung menjengit sambil berteriak lirih. Aku menahan gerakanku sementara tanganku makin aktif meremas susunya serta menciumi wajahnya yang awut awutan itu. Begitu kurasakan Diah agak terlena oleh rasa nikmat yang kutimbulkan, aku langsung menekan kontolku lebih keras dan....breet...sleeeppp....blus.. kontolku berhasil menembus selaput keperawanan Diah.
Diah memekik, kubekap mulutnya dengan tanganku, karena aku kuatir kalau didengar kamar sebelahku. Setelah kulihat Diah sudah mulai tenang, kulepaskan bekapan tanganku dan kuciumi bibirnya, Diah memelukku erat erat, katanya "aduh.. sakit Oom, jangan keras keras ya Oom.... !" Aku tak menyahut, justru pelan pelan aku mulai menggerakkan batang kontolku menyusuri liang sempit Diah yang baru saja kuperawani ini. Diah berkali kali menggigit bibir menahan perih yang dirasakannya, tetapi lama kelamaan Diah kembali mulai memeluk aku sambil mendesis desis kegelian.
Kuremas buah dadanya yang kenyal itu dan kucucup pentilnya yang masih membatu itu. Gerakanku yang tadinya lambat mulai kupercepat makin cepat sampai tiba tiba aku mengejang karena air maniku ambrol memenuhi liang nonok Diah. Diah juga ikut ikutan mengejang, karena dia juga mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya, Aku berbaring lemas diatas tubuh Diah, kurasakan semua kenikmatan yang kudapat dari liang nonok Diah yang hebat itu. Diah sendiri terus memeluk aku sambil memejamkan matanya, bahkan ketika aku ingin mencopot kontolku dari liangnya, Diah melarangnya.
Aku menurut saja, kami berbaring berpelukkan sementara kontolku masih terbenam diliang nonok Diah sampai tertidur. Sekitar satu jam kami berpelukan seperti itu, ketika aku terbangun Diah juga membuka matanya, ia tersenyum memandangku, dipeluknya aku sambil berbisik "Oom jangan tinggalkan Diah ya, Diah sayang sama Oom !" Aku diam saja tetapi aku membalasnya dengan mencium bibirnya yang merekah itu. Ketika akhirnya aku berhasil mencabut kontolku dari liang nonok Diah, langsung saja air mani yang memenuhi liang nonok Diah membanjir keluar membasahi sprei bercampur dengan darah perawan Diah. Kuajak Diah kekamar mandi untuk membersihkan diri, Diah menurut saja, dengan tertatih tatih ia kutuntun kekamar mandi.
Kami sama sama masuk kedalam bak mandi dan berendam dalam air hangat. Air yang hangat, Diah yang cantik dan telanjang bulat membuat kontolku jadi ngaceng lagi. Kutarik tangan Diah dan kuarahkan kekontolku agar dipegang, ketika Diah merasakan kontolku yang sudah ngaceng lagi itu, dia tertawa geli dan meremas remasnya. Kutarik Diah agar duduk diatas pangkuanku dan kuarahkan kontolku keliang nonoknya. Begitu kurasakan nonoknya sudah menjepit kontolku, kutekan tubuhnya sehingga kontolku masuk kedalam liang itu sekali lagi.
Diah kadang kadang menjengit menahan rasa perih yang mungkin masih timbul, tetapi begitu kontolku habis terbenam dalam liangnya dan kusuruh dia untuk menaik turunkan pantatnya, ternyata Diah dengan lancar dapat melakukannya, dengan memelukku sambil menempelkan buah dadanya kedadaku Diah bergerak naik turun merasakan nikmatnya kontolku. Entah karena nafsuku yang menggebu atau memang nonok Diah yang luar biasa, kali ini aku cepat mencapai klimaks, Diah hanya tertawa ketika dirasakannya kontolku lemas dan melejit keluar dari nonoknya itu. Kami berpakaian kembali dan meninggalkan motel meneruskan perjalanan menuju Jakarta.
Dalam perjalanan Diah tak lagi banyak cerita, dia hanya menyandarkan badannya kebadanku sambil memejamkan matanya. Kupeluk dia sambil tetap menyetir, saat itulah hand phone ku berbunyi, rupanya Airin putriku yang menilpon, dia ingin berbicara dengan Diah katanya. Ketika kuserahkan tilpon pada Diah, kuperhatikan Diah berkali kali tertawa sambil berceloteh.
Ketika tilpon sudah ditutup, kutanyakan apa yang dikatakan Airin, Diah menjawab kalau Airin curiga karena suara Diah yang serak tidak seperti biasanya itu, dia menduga ada sesuatu yang terjadi. Aku hanya tertawa saja, begitu juga dengan Diah. .......... Sebelum berpisah aku ajak dulu Diah makan siang sekaligus kuberikan cek tunai senilai 30 juta agar supaya bisa dipakainya belanja. Aku benar benar suka dengan Diah, karenanya aku tak sayang membuang uang sebanyak itu.
Diah berterimakasih menerima cek itu, dia bilang setiap saat aku butuh, dia akan mengatur jadwalnya agar bisa bersamaku lagi. Aku hanya tersenyum, dan kupesankan agar kalau dia main sama pacarnya jangan lupa cerita padaku, karena aku senang mendengar cerita semacam itu. Diah hanya mengangguk, sambil menyeringai. Aku yakin bahwa setelah kuperawani, Diah pasti akan selalu kepengen menikmati persetubuhan dan pasti dia akan mulai mau diajak main oleh pria pria yang selama ini menguber uber dia. Aku merasa beruntung karena cewek secakep Diah ternyata aku yang berhasil memerawaninya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar