5 Juni 2013

Pilih Jalan Hidup Sebagai Pengajar, Bu Een Terinspirasi Guru SD

Pilih Jalan Hidup Sebagai Pengajar, Bu Een Terinspirasi Guru SD

Pilih Jalan Hidup Sebagai Pengajar, Bu Een Terinspirasi Guru SD
(
                        Setiap manusia selalu memiliki sosok idola yang menjadi inspirasinya. Begitu juga dengan sosok pengajar yang kini menjadi inspirasi masyarakat luas, Een Sukaesih. Guru yang tetap mengajar meski terbaring lumpuh di atas ranjang.

"Waktu SD, ada guru namanya Pak Ahmad. Saya lihat ngajarnya mudah dipahami. Nggak banyak cara, tetapi kami dikasih soal, dibolak-balik soalnya, murid-muridnya jadi pintar," ujar Een saat ditemui   di kediamanya Dusun Batukarut, Desa Cibereum Wetan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa 4 Juni 2013.

Selain tertarik dengan teknik Pak Ahmad dalam mengajar, Een juga mengaku tertarik dengan tulisan Pak Ahmad yang menurutnya sangat baik. "Tulisannya bagus, saya paling senang kalau dia nulis di blackboard, huruf sambungnya bagus banget, bagus sekali. Kami ingin nulis kaya bapak, tapi sampai kuliah saya nggak bisa," ujarnya.

Masih jelas dalam ingatan Bu Een, tulisan indah sang guru. "Cara nulisnya bagus banget dia, ada tipis tebalnya, ringan nulisnya. Akhirnya saya coba latihan nulis di papan blackboard tapi susah, berat, nggak bisa kaya bapak," kata dia. "Sampai sekarang saja belum bisa nulis kaya bapak."

Suatu hari, Een menyampaikan rasa kagumnya dan menanyakan rahasia cara menulis tesebut kepada guru idolanya itu, saat baru-baru ini mengunjungi kediamannya.

"Saya tanya ke bapak, kenapa tulisanya bisa bagus begitu. Dia hanya ketawa. Padahal kalau saya perhatikan selama saya sekolah SD, SMP sampai kuliah nggak menemukan guru yang tulisannya sebagus bapak," tuturnya.

Di mata Een, Ahmad adalah sosok pengajar yang luar biasa berbakat karena memiliki berbagai kemampuan mengajar. "Dia itu guru yang serba bisa, hebat, olahraga bisa. Sampai-sampai SD 1 Cibereum jadi induk PON. Terus ngajar kesenian bisa, suling dia pintar."

Pak Ahmad juga sosok guru yang humoris dan tidak pilih kasih. "Pak Ahmad paling enak nggak pilih kasih, menurut saya hebat. Bukan saya saja yang mengidolakan, tapi semua murid. Makanya terinspirasi dari sana saya ingin jadi guru," tambah dia.

Een juga mengaku mengidolakan sosok guru di Sekolah Menengah Pertama, Udin, yang mengajar Bahasa Inggris.

Sementara di SPG, kata Een, ada seorang guru Ilmu Pengetahuan Sosial yakni Nunung. Di matanya dia adalah sosok guru yang mengagumkan. "Saya seneng guru yang menantang. Beliau kalau masuk kelas nggak bawa buku, dia hanya bawa buku absensi. Dia guru IPS, tapi materinya udah hafal," kenangnya.

Setiap kali mengajar, Nunung selalu melontarkan pertanyaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Een. "Ada yang nggak bisa saya jawab. Makanya saya cari buku sejarah bekas, baca di rumah, saya bawa buku banyak ke sekolah, sampai tali tas putus. Namanya juga usaha," tutur Een.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar