7 Juli 2013

Mega: BLSM Menghina Kehormatan & Harga Diri Bangsa

Megawati Soekarnoputeri (Dok. Okezone) 
BLITAR - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri merasa malu melihat rakyat Indonesia mengantri dan berdesak-desakan demi dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Bagi Mega, apa yang dilakukan bangsa Indonesia sama halnya menghina kehormatan diri sendiri.

"Dimana harga diri dan kehormatan kita ketika harus mengantri demi uang Rp150 ribu. Harga diri dan kehormatan kita hanya seharga Rp150 ribu. Apa jadinya jika tayangan itu dilihat bangsa asing," keluh Mega dalam orasi politik Deklarasi pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Bambang DH-Said Abdullah di Komplek Makam Proklamator RI Soekarno Kota Blitar, Sabtu (6/7/2013).

Sejak tahun 2009, saat pemerintah masih menggunakan istilah Bantuan Langsung Tunai (BLT), Mega mengaku sudah tidak sepakat dengan cara pembagian bantuan.

Ia tidak setuju dengan cara antri panerima BLSM, yang secara implisit serupa barisan peminta-minta. Kalaupun pemerintah memberikan bantuan, semestinya tidak sampai menerjunkan harga diri dan kehormatan bangsa.

"Saya disini tidak bermaksud memanas-manasi. Tapi kenapa dana yang triliunan itu tidak digunakan untuk pembangunan jalan?, pemenuhan kebutuhan air bersih? dan semua yang mendasar?" tanyanya dengan nada tinggi.

Menurut Mega, situasi sosial ekonomi rakyat Indonesia saat ini begitu ironis. Ketika rakyat melakukan antrian panjang "menjemput" BLSM, di sisi lain harga kebutuhan pokok bertengger tidak wajar.

Mega bertanya langsung mengenai harga daging, cabe, beras, jengkol dan bawang kepada sejumlah ibu-ibu simpatisan PDI Perjuangan. Dan putri Bung Karno ini mengkomparasikan dengan harga diri dan kehormatan yang tergadai. "Kehormatan dan harga diri kita setara dengan harga daging dan jengkol," ucapnya dengan keras.

Dalam kesempatan itu, Mega juga nampak kurang senang melihat massa di barisan depan yang berdiri dan berteriak-teriak. Dengan suara keras sembari menudingkan telunjuk, Mega memerintahkan barisan massa untuk lebih tenang.

"Saya minta duduk dan tidak bengak bengok (teriak). Memang kadang ada saja pengacau. Tapi biarkan saja," ujarnya setelah perintahnya yang diperdengarkan tiga gali sepertinya diabaikan.

Massa yang membanjiri lapangan parkir komplek makam Bung Karno mencapai ribuan. Dalam acara deklarasi tersebut seluruh petinggi partai dan kepala daerah PDI Perjuangan hadir.

Terlihat Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Anggota DPR Puan Maharani, Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang juga Ketua Pemenangan Bambang-Said. Kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Sirmadji Tjondro Pragolo, Bupati Blitar Herry Noegroho, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar, Bupati Ngawi dan kepala daerah serta ketua DPC PDI Perjuangan se Jatim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar