SOLAR LANCAR LAGI

Pertamina Tambah 30% Pasokan Solar Subsidi

Kamis, 25 April 2013 | 17:18 WIB

ANTARA/Rosa Panggabean

TERKAIT

• Pengusaha SPBU Keluhkan Pengawasan 2 Opsi Harga BBM
• Pascamogok Angkutan Umum Pasokan Solar di Jateng Selatan Lancar
• Solar Non-subsidi tak Laku, SPBU Terancam Bangkrut
• Wamen ESDM Minta Pertamina Tambah Pasokan Solar
• Efektivitas Penerapan 2 Harga BBM Bersubsidi Diragukan

Metrotvnews.com, Jakarta: PT Pertamina (Persero) terhitung sejak 23 April 2013 telah menambah pasokan solar subsidi sebanyak rata-rata 30% diatas penyaluran harian normal sebagai bentuk komitmen untuk secara maksimal mengatasi kelangkaan solar di beberapa daerah.

Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, penambahan pasokan ini merupakan tindak lanjut dari arahan pemerintah untuk mengurai antrean pembeli solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Berdasarkan laporan dari lapangan, antrean pembeli Solar Bersubsidi di SPBU berangsur-angsur mulai berkurang dan semakin kondusif setelah dilakukan penambahan pasokan Solar Bersubsidi sebesar 30% di atas penyaluran harian normal yang dimulai sejak Selasa (23/4)," ujar Hanung dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Kamis (25/4).

Hanung memaparkan di beberapa daerah penambahan pasokan hingga 100% di atas penyaluran harian normal, seperti di Tuban dan Banyuwangi yang akhir-akhir ini mengalami kelangkaan.

Sementara pasokan Solar Bersubsidi untuk Jawa Tengah dan DI Yogyakarta naik dari sekitar 5.000 KL menjadi 7.200 KL per hari, Jawa Timur naik dari 5.000 KL menjadi 6.000 KL per hari, Sumatra Bagian Selatan juga naik dari sekitar 7.000 KL menjadi 9.500 KL per hari, dan Kalimantan naik dari 1.700 KL menjadi 2.100 KL per hari.

Hanung menambahkan untuk kelancaran dan keamanan penyaluran Solar Bersubsidi tersebut Pertamina bekerjasama erat dengan Pemerintah Daerah dan aparat Kepolisian.

"Seperti di Kalimantan, penyaluran Solar Bersubsidi relatif menjadi teratur setelah Pemerintah Daerah ikut terlibat dalam pengaturan konsumsi BBM Bersubsidi di daerahnya, di antaranya dengan penerbitan peraturan daerah mengenai batas pembelian Solar Bersubsidi," kata dia.

Lebih lanjut Hanung menambahkan dalam menyalurkan tambahan pasokan Solar Bersubsidi, Pertamina tetap memberikan prioritas pemenuhan kebutuhan Solar bersubsidi kepada konsumen yang berhak sebagaimana telah diatur dalam Permen ESDM No.1/2013 dan Permen ESDM No.12/2012.

Dia pula menegaskan antrean yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan oleh masalah stok ataupun distribusi Pertamina melainkan keterbatasan kuota.

Sesuai penugasan Pemerintah, kuota Solar bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Pertamina tahun ini lebih rendah 8,3% dibandingkan dengan realisasi penyaluran tahun lalu, yaitu dari 15,56 juta KL turun menjadi 14,28 juta KL. Hal ini tentu saja berakibat pada pada turunnya kuota Solar bersubsidi di daerah-daerah.

"Adapun stok Solar di Pertamina saat ini mencapai 28,5 hari sehingga sangat aman dan masyarakat tidak perlu khawatir karena stok Solar sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan Solar nasional," cetusnya.